Kosmetik dari Ganja

Harga Rp. 100.000

Menjelang akhir 2018, pemakaian ganja medis sudah dilegalkan di Inggris, kemudiandibuntuti oleh
 Kanada yang melegalkan pemakaian ganja secara sarat (medis dan rekreasi). 
 
Awal tahun 2019, giliran Thailand pun melegalkan pemakaian ganja medis. Dan sebelum negara-negara
 ini, sejumlah negara di Eropa laksana Denmark, Italia dan Jerman pun telah melegalkan pemakaian ganja medis
 
Nah baru-baru ini, saya kembali menyimak berita bahwa ganja mulai ramai dipakai sebagai komposisi pada produk kosmetik, walau sebenarnya tren ini telah mulai terdengarsemenjak tahun 2018 lalu. Namun bahan yang dipakai bukan ekstrak kasar (crude extract),tetapi salah satu senyawa utama ganja, yaitu CBD.
Mengingat image ganja yang negatif di sejumlah negara, tren produk kosmetik berbahan senyawa aktif ganja ini menjadi kontroversial. Ada yang memungut sikap tersingkap dengan tren produk tersebut, ada pun yang melarang. Bahkan sejumlah brand familiar dunia sudah terang-terangan mengenalkan produk kosmetik skincare (perawatan kulit) yang berisi senyawa dari ganja.
Beberapa produk kosmetik yang sudah dikembangkan dengan CBD sebagai komposisinya antarabeda berbentuk lotion, sampo, krim dan facial oil. Misalnya High Five dari brand Sephora, Cannabis Sativa Seed Oil dari Kiehl's, produk lipbalm dan lotion dari Vertly dan sebagainya.
 
Dalam database Cosmetic Ingredient (CosIng) European Commision, CBD masuk dalam list CosIng dengan 4 faedah antara beda Antioksidan, Anti-ketombe (Antiseborrhoeic), hidrasi kulit (skin conditioning) dan perlindungan kulit (skin protector). Oleh sebab tersebut produk kosmetik yang berisi senyawa CBD umumnya bermanfaat sebagai Anti aging (memperlambat penuaan), menanggulangi jerawat dan mata bengkak, serta sebagai moisturizer (pelembab atau hidrasi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar